Gol Bunuh Diri Sengaja Timnas Indonesia Vs Uzbekistan

Gol Bunuh Diri Sengaja Timnas Indonesia Vs Uzbekistan

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Timnas Indonesia tertinggal 0-2 dari Timnas Australia di babak pertama laga 16 besar Piala Asia 2023 Qatar di Jassim bin Hamad Stadium, Al Rayyan, Minggu (28/1/2024).

Diawali gol bunuh diri dari Elkan Baggott pada menit ke-12, Timnas Indonesia terpaksa mengakui kekuatan Timnas Australia.

Tak sampai di situ, Martin Boyle berhasil menambah keunggulan setelah sundulanya melesat masuk ke gawang Ernando Ari.

Alhasil, Timnas Indonesia harus bekerja dengan keras di babak kedua, untuk mengalahkan Timnas Indonesia di babak 16 besar Piala Asia 2023 Latar.

Jalannya Pertandingan

Menit 5', umpan Justin Hubner hampir berbuahkan manis usai Rafael Struick berhasil menerimanya dengan baik. Namun sayangnya, bola melebar sedikit ke gawang Timnas Australia.

Menit 12', Timnas Indonesia tertinggal 0-1 setelah tendangan yang dilesatkan (Australia) mengenai Elkan Baggott. Akibat hal tersebut, Ernando Ari tidak mampu mengantisipasi lambung bola dan masuk ke gawang Timnas Indonesia. Gol bunuh Elkan Baggott.

Menit 15', Bruno Fornaroli menyumbangkan kartu kuning pertama untuk Timnas Australia setelah "bicycle kick"-nya mengenai kepala Asnawi Mangkualam.

Menit 22', Justin Hubner berhasil melesatkan tembakan dari luar kotak penalti. Namun sayangnya, mampu ditangkap dengan baik oleh kiper Mathew Ryan.

Menit 35', Asnawi Mangkualam mendapatkan kartu kuning setelah menabrak Keanu Baccus hingga terjatuh.

Menit 39', Yakob Sayuri hampir menyamakan kedudukan setelah umpan cantik dari Marselino Ferdinan mengarah ke kakinya. Namun sayangnya, finishing Yakob Sayuri melesat ke atas gawang Timnas Australia.

Menit 44', Timnas Australia berhasil menambah keunggulan setelah sundulan dari Martin Boyle mampu melesat kencang ke gawang Ernando Ari. Timnas Indonesia tertinggal 0-2.

Menit 45+3', peluit panjang ditiupkan wasit tanda babak pertama berakhir. Timnas Indonesia tertinggal 0-2 atas Timnas Australia di babak pertama.

Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Timnas Australia:

TIMNAS INDONESIA (3-4-2-1)

Ernando Ari (GK); Sandy Walsh, Jordi Amat, Elkan Baggott; Asnawi Mangkualam, Ivar Jenner, Justin Hubner, Shayne Pattynama; Yakob Sayuri, Marselino Ferdinan; Rafael Struick

TIMNAS AUSTRALIA (4-3-3)

Mathew Ryan (GK); Gethin Jones, Harry Souttar, Kyle Rowles, Riley McGree; Riley McGree, Keanu Baccus, Jackson Irvine; Martin Boyle, Bruno Fornaroli, Jordan Bos

Pemain bertahan Denmark, Simon Kjaer (kiri), salah mengantisipasi bola sehingga menyebabkan gol bunuh diri saat bertanding melawan Inggris. Gol di menit ke-39 tersebut membuat kedudukan berubah menjadi satu sama.

Saban  ada kejuaraan besar sepak bola,  pikiran saya  resah dengan istilah “gol bunuh diri” dari mulut penyiar televisi maupun tangan wartawan surat kabar. Mengapa istilah “bunuh diri” digunakan untuk menyebut gol dari seorang pemain gagal  menghalau bola agar tidak masuk ke gawang timnya?

Sulit menerima bahwa kapten kesebelasan Denmark, Simon Kjaer,  “bunuh diri” ketika  mati-matian ingin menyelamatkan gawangnya dari bola umpan deras Bukayo Saka  yang akan disergap Raheem Sterling dalam semifinal Piala Eropa,  8 Juli 2021. Usaha mati-matian Simon Kjaer  tak berhasil. Bola yang dihalau justru masuk ke gawangnya sendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunuh diri berarti ‘sengaja mematikan diri sendiri’. Kesengajaan adalah faktor terpenting dalam tindak bunuh diri. Bila  tak ada kesengajaan, sebuah tindakan tak bisa disebut bunuh diri. Sangat jelas bahwa dalam gol-gol  Piala Eropa 2020 yang disebut “gol bunuh diri” itu sama sekali tak ada unsur sengaja dari Kjaer, Dubravka, Merih Demiral, Mats Hummmel, Raphael Guerreiro, Ruben Dias, Pedri, Denis Zakaria, Juraj Kucka, Wojciech Szczesny, dan Lukas Hradecky untuk memasukkan bola ke gawang mereka. Tak  tepat menyebutnya “gol bunuh diri”.

Usul saya istilah “gol bunuh diri” tidak dipakai untuk menyebut gol-gol seperti di atas. Dicari saja istilah yang tepat, misalnya “gol sendiri” (own goal) seperti digunakan dalam bahasa Inggris.  Di samping itu, seyogianya istilah “bunuh diri” sesedikit mungkin digunakan dalam ujaran karena tindakan bunuh diri memang dilarang secara moral. Semakin jarang digunakan di dalam ujaran, diharapkan tindakan bunuh diri juga tak akan muncul dalam khayalan dan pikiran orang.

Tambahan pula, menggunakan istilah “gol bunuh diri” akan mengingatkan dosa lama  persepakbolaan Indonesia yang pernah dinodai oleh gol-gol yang sungguh-sungguh “bunuh diri” karena para pemain dengan sengaja memasukkan bola ke gawang tim mereka sendiri. Dalam  pertandingan  “sepak bola gajah” antara PSS Sleman dan  PSIS Semarang pada 2014,  lima  gol disarangkan oleh  pemain PSS Sleman dan PSIS Semarang ke gawang mereka sendiri. Akibatnya PSSI diganjar hukuman oleh FIFA berupa larangan  menyelenggarakan kompetisi dalam kurun 2015 – 2016.

Lebih memalukan lagi kasus Piala Tiger 1998 pada pertandingan  Indonesia melawan Thailand. Demi mengejar posisi juara kedua  untuk menghindari pertandingan melawan tim Vietnam, pemain Indonesia, Mursyid Effendi,  sengaja memasukkan bola ke gawang Indonesia sendiri, sementara pemain Indonesia lainnya, Kurnia Sandi, diam saja dan tak berusaha menyelamatkan gawangnya. Mursyid Effendi diganjar larangan bermain seumur hidup dan denda uang.

Semoga dengan mengganti istilah “gol bunuh diri,” tindakan tercela melakukan “gol bunuh diri” yang mencederai sportivitas dalam sepak bola juga hilang. Begitu pula tindakan bunuh diri yang dilarang secara moral itu.

Setelah pertandingan, Taniguchi memilih kata-katanya dengan hati-hati.

"Yah...um..., Ya, perasaan jujur ​​saya adalah bahwa saya merusak permainan, dan itu sama sekali bukan bola yang sulit. Saya pikir itu adalah kesalahan sederhana di pihak saya. Saya minta maaf kepada tim karena merusak permainan, dan sangat membuat frustrasi bahwa kami tidak dapat menunjukkan kepada semua orang yang datang ke Stadion Saitama, semua orang, permainan yang menang," tuturnya.

Taniguchi makin merasa bersalah karena gol bunuh dirinya itu merupakan gol kebobolan pertama Timnas Jepang dalam sembilan pertandingan terakhir.

Sejak tampil di putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia hingga sebelum laga melawan Australia di putaran ketiga, Samurai Biru mencatatkan rekor 100 persen kemenangan dan 100 persen tidak kebobolan. Mereka agresif dengan melesakkan total 38 gol.

"Saat itu, saya memikirkan banyak hal, tetapi saya berpikir apakah Machi (bek kiri Hiroki Machida) akan menyentuh bola sebelum itu, dan bagaimana menanggapinya, dan bola berikutnya, dan sebagai hasilnya, saya pikir saya memulai sedikit terlambat. Sederhananya, jika saya mundur satu langkah lagi dan mampu menepisnya dengan kaki kiri saya, saya pikir tidak akan ada masalah. Itu adalah kesalahan posisi saya, dan saya pikir itu adalah situasi di mana saya seharusnya lebih waspada dan siap," ungkap Taniguchi.

JEPANG ditahan imbang Australia pada laga keempat Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pada laga yang dimainkan di Stadion Saitama, Selasa (15/10) malam, tim Samurai Biru harus puas berbagai poin dengan hasil akhir 1-1 setelah dua gol bunuh diri.

Babak pertama berlangsung tanpa gol. Kebuntuan baru terpecahkan di babak kedua.

Jepang tertinggal pada menit ke-58 lantaran gol bunuh diri Shogo Taniguchi. Gol terjadi lantaran sapuan Taniguchi mengantisipasi umpan pemain Australia justru masuk ke gawang sendiri.

Baca juga : Timnas Jepang Vs Australia, Hasil Imbang

Jepang baru bisa membalas pada menit ke-76. Skor bagi Jepang juga terjadi berkat gol bunuh diri pemain Australia Cameron Burgess yang menghalau umpan Keito Nakamura namun masuk ke gawang sendiri.

Hasil itu membuat rentetan tiga kemenangan beruntun Jepang terhenti. Meski begitu, mereka masih di puncak klasemen Grup C dengan 10 poin.

Adapun Australia mengemas lima poin sementara ini di posisi kedua. (Z-2)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gol bunuh diri (bahasa Inggris: own goal) adalah istilah dalam olahraga sepak bola ketika seorang pemain memasukkan bola ke gawangnya sendiri sehingga dianggap sebagai gol bagi tim lawan. Pemain tersebut juga dianggap sebagai pencetak golnya. Apabila gol tersebut diakibatkan oleh pantulan, maka pencetak gol dilihat jika tendangan yang menghasilkan gol tersebut adalah tendangan langsung ke arah gawang atau tidak. Jika ternyata merupakan tendangan langsung ke gawang, maka pemain yang menendang tersebut dinyatakan sebagai pencetak gol.

Gol bunuh diri terkenal terjadi di Piala Dunia 1994 saat pertandingan tuan rumah Amerika Serikat melawan Kolombia yang dicetak oleh Andres Escobar. Hal ini mengakibatkan tim nasional Kolombia kalah 1-2 serta yang tragisnya, memicu sebuah pembunuhan oleh supporter bernama Humberto Castro Muñoz terhadap Andres.

Contoh gol bunuh diri lainnya adalah gol bunuh diri yang terjadi di Piala Dunia 2014 saat pertandingan tuan rumah Brasil melawan Kroasia. Brasil sempat tertinggal lebih dulu akibat gol bunuh diri yang dibuat oleh Marcelo Vieira. Hal ini mengakibatkan Kroasia unggul 0-1 pada babak pertama. Namun pada babak kedua, Brasil berhasil unggul atas Kroasia dengan skor 3-1.

Adapun contoh gol bunuh diri terkenal lainnya adalah gol bunuh diri yang terjadi di babak penyisihan grup A Piala Tiger 1998 (sekarang berganti nama jadi Piala Suzuki AFF) saat pertandingan Indonesia melawan Thailand. Kedua tim berusaha untuk menjadi runner up grup A pada penyisihan grup Piala Tiger 1998 untuk menghindari timnas Vietnam pada babak gugur Piala Tiger 1998. Kala itu skor masih imbang 2-2. Pada menit ke 90, Mursyid Effendi sengaja memasukan bola ke gawangnya sendiri sehingga membuat timnas Indonesia kalah dari Thailand 3-2. Atas hal tersebut, Thailand menjadi juara grup A Piala Tiger 1998.

Gol bunuh diri tidak bisa diterima jika dihasilkan dari lemparan ke dalam atau dari tendangan bebas.